Dan ini adalah penciptaan alam
semesta menurut Al Quran yg rasional dan sudah dibuktikan secara ilmiah oleh
para ilmuan
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al Anbiyaa', 21:
Teori Big Bang atau Letupan Besar yang dikemukakan
pada abad 20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di atas.
Ayat tersebut menjelaskan proses awal penciptaan alam semesta sejak 14 abad
lalu, ketika teknologi belum menunjang penelitian astronomi dan bahwa sang
penerima wahyu, Rasulullah saw, bahkan tak mengenal baca-tulis.
Teori
tersebut menjelaskan, semesta bermula dari sebuah benda seukuran bola tenis
pada masa 0 detik atau sebelum semuanya ada. Materi tersebut sangat padat
dengan kepadatan tak terkira dan suhu yang luar biasa. Ia meledak, dan pada
detik pertama menghasilkan partikel dan energi eksotis. Lalu, tiga menit
pertama, tercipta hydrogen (unsur pembentuk air) dan helium.
Proses tersebut berlangsung sampai dengan enam tahap hingga
tercipta alam semesta seperti sekarang. Teori abad 20 tersebut sekaligus
menjelaskan apa yang telah dipaparkan Alquran dalam surah Yunus ayat 3, “Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan...”
Sebagai
benda langit yang tidak muncul secara tiba-tiba, bintang seperti matahari tidak
bertahan selamanya. Setelah lahir dan berevolusi, ia akan mati. Situs
hubblesite.org (versi online dari “Hubble Space Telescope: New Views of The
Universe”) menjelaskan, setelah bintang kehabisan semua bahan nuklirnya, ia
akan mati. Fenomena Cat’s Eye Nebula yang berhasil didokumentasikan menggunakan
kamera teleskop Hubble menunjukkan detik-detik kematian sebuah bintang yang
dikenal sebagai Planet Nebula.
Planet
Nebula bukanlah planet seperti namanya. Ia adalah sebuah bintang sebagaimana
matahari yang berada sekitar 3.000 tahun cahaya dari bumi, dan diperkirakan
telah berumur 1.000 tahun lebih (dinamai “planet” sekitar seabad lalu karena
terlihat seperti planet melalui teleskop kecil kala itu). Ledakan bintang yang
berada di bagian utara konstelasi Draco ini menghasilkan ledakan menyerupai
mawar berwarna merah.
Fenomena tersebut sekali lagi menjelaskan satu firman Allah yang
lain. “Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar
seperti (kilapan) minyak...”(QS. Ar-Rahman: 37). Karena itu, Cat’s
Eye Nebula disebut pula Oily Red Rose Nebula yang berarti “nebula mawar merah yang
berminyak”.
Tatkala merujuk
kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing
bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya
itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain
bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di
tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam
Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita.
Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan
luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah
garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang
lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan
satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini.
Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa
yang terencana.
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Dalam Al Qur'an, Allah
mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
"Dan
Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al
Qur'an, 21:32)
Sifat
langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir
yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan.
Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka
mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk
hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang
membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus
oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar
ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi
kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir,
sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk
hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan
oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari
spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Fungsi
pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi
bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat
celcius di bawah nol.
Tidak
hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir,
Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet
bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam
planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan
bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk
Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari
yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan
di muka bumi.
Dr.
Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi
ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya
kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan
keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan
pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi
dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan
mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang
berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan
magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar
kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah
rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index.
html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To
Believe, Pasadena, CA.)
Energi
yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru
ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang
dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut,
teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250
kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga
mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya,
sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi
bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan
baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah
diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung.
Langit yang
Mengembalikan
Ayat ke-11 dari
Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi
"mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an,
86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam
terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau
"mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri
dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan.
Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi
mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau
ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh
fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi
tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi,
memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga
jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi
berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan
mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi
ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif,
sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan
televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif
berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang
angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara
ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al
Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
Bentuk Bulat Planet Bumi
Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)
Dalam
Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta
sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai
"menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam
kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana
surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan
yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup
satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan
ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an,
yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet
bumi yang bulat.
Namun
perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di
masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta
penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al
Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir.
Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika
kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat
raya.
1 / total 6
menurut saya untuk apa membahas sesuatu yang dipercayai atau tidak. karena setiap orang memilikki pandangan hidup masing-masing. yang sebenarnya pun kita tidak dapat mengetahui karena kita tidak hidup pada zaman tersebut. dan penemu penemu juga merupakan manusia yang sama seperti kita. hanya saja bagaimana kita menghargainya dan tetap menjaga yang sudah ada saat ini.
BalasHapusLuar biasa!! seorang yang memiliki keterbatasan bisa mengetahui jawaban dari sebuah masalah yang rumit dengan hati yang suci, ini baru luar biasa!!
BalasHapus